catatanpenjurian lomba blog indonesia pearl festival 2016 November 7, 2016 August 5, 2017 Amril Taufik Gobel Adalah merupakan sebuah kebanggaan dan kehormatan tersendiri buat saya menjadi salah satu dari tiga juri yang menilai karya-karya rekan-rekan blogger yang mengikuti kegiatan Lomba Blog dalam rangka Indonesia Pearl Festival 2016. 458Followers, 23 Following, 148 Posts - See Instagram photos and videos from Indonesian Pearl Festival 2019 (@indonesiapearlfestival) MenteriEdhy-Menteri Teten Ngobrol Santai Soal Sinergi KKP & Kemenkop UKM JohnnyDepp. John Christopher Depp II (lahir 9 Juni 1963) [1] adalah seorang aktor, produser, dan musisi berkebangsaan Amerika Serikat. Depp telah mendapatkan sepuluh nominasi dalam Penghargaan Golden Globe dan pernah memenangkan satu penghargaan Aktor Terbaik berkat perannya di Sweeney Todd: The Demon Barber of Fleet Street (2008). Perhiasanmutiara dipamerkan dalam acara 'The 3rd Indonesian Pearl Festival' di Ruang Merak, Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Rabu (2/10/2013).. HNvPCF. Mutiara sejak dulu menjadi primadona. Tapi tahukah kita bahwa produksi mutiara terbesar dan terindah berasal dari perairan Indonesia? Yuk, kenal lebih jauh dengan Indonesian South Sea Pearls! Pasar dunia saat ini didominasi empat tipe mutiara, yaitu Mutiara Air Tawar Fresh Water Pearls yang banyak diproduksi di China; Mutiara Akoya dari perairan Jepang dan China; Mutiara Tahiti yang berwarna hitam Tahitian Pearls dan South Sea Pearls atau Mutiara Laut Selatan. South Sea Pearls merupakan tipe mutiara besar yang indah dan langka. Mutiara ini dihasilkan oleh tiram mutiara raksasa, Pinctada maxima, yang hidup di Samudera Hindia yang hangat. Habitatnya membentang dari perairan Barat Laut Australia, perairan Nusa Tenggara, perairan Sulawesi dan Papua, terus ke Utara hingga perairan Filipina dan Myanmar. Tak heran, produsen South Sea Pearls di dunia internasional adalah Indonesia, Australia dan Filipina. Pinctada maxima, Si Penghasil South Sea Pearls Indonesian South Sea Pearls. Sumber Halaman Indonesian Pearl Festival 2016 di facebook. Tiram raksasa ini rentan terhadap penyakit dan stres sehingga hanya bisa hidup di perairan yang terjaga kelestariannya. Jika alam dirusak, tiram ini enggan menghasilkan mutiara. Alangkah ruginya kita bila hal seburuk itu terjadi. Dulunya tiram raksasa ini dipanen secara alami yaitu dengan cara diburu langsung di lautan oleh penyelam-penyelam yang luar biasa kuat dan hebat. Tak jarang perburuan ini mengorbankan nyawa para penyelam. Sudah tentu hasilnya merupakan mutiara paling alami dan mengagumkan serta mahal harganya. Kini, Indonesian South Sea Pearls lebih banyak dihasilkan dari pembubidayaan tiram raksasa. Tidak lagi bergantung semata pada produksi alami, namun dengan rekayasa berupa penanaman nucleus ke dalam tubuh tiram. Nucleus yang dimasukkan berupa potongan kecil mantel dan lapisan dalam cangkang tiram donor. Potongan ini akan dibalut oleh tiram dengan cairan sekresi, yang terdiri dari kalsium karbonat, selapis demi selapis hingga membentuk butiran mutiara. Tujuan tiram melapisi nucleus tadi sebenarnya adalah untuk melindungi dirinya yang berupa daging lembut, agar tidak terluka oleh benda asing. Menilai Kualitas Indonesian South Sea Pearls Indonesian South Sea Pearls dikenal karena ukuran dan warnanya yang indah. Ukurannya lebih besar dari tipe mutiara yang lain dengan opalescence keovalan bernada tenang calm. Selain warnanya yang putih perak dan krem keemasan, Indonesian South Sea Pearls juga dihiasi dengan tone warna merah muda, biru dan hijau. Wow...cantik sekali pastinya, ya? Mutiara yang berkualitas tinggi dinilai dari enam aspek, yakni nacre, luster, surface, shape, color dan size. Nacre adalah lapisan yang membentuk mutiara. Makin tebal nacre, makin bagus kualitas mutiara. Luster adalah ukuran kualitas dan kuantitas cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mutiara. Luster yang baik adalah yang tajam dan terang. Artinya kita dapat melihat pantulan diri yang jelas saat melihat mutiara dari dekat. Jika mutiara memantulkan bayangan yang keruh atau buram, berarti luster-nya kurang baik. Surface mencerminkan kondisi permukaan mutiara yang tak bernoda dan tak ada retakan. Meskipun tak ada mutiara yang 100% flawless tanpa noda, namun disepakati bahwa ada mutiara dengan kilau sempurna. Shape atau bentuk. Makin bulat sempurna, makin bagus. Namun mutiara dengan bentuk tak bulat sempurna baroque dan semi-baroque pun memiliki pesona tersendiri. Color atau warna. Ini berkenaan dengan selera. Konon orang Eropa lebih menyukai mutiara berwarna putih. Kalau saya pribadi tertarik dengan mutiara keemasan. Size atau ukuran. Makin besar makin bagus. Ukuran dihitung dengan satuan milimeter pada diameter mutiara. South Sea Pearls terbesar yang pernah ada berdiameter 20 mm 2 cm. Sedangkan ukuran diameter yang umum berada di pasaran berkisar pada 6,5 - 7,0 mm. Butuh waktu selama 2-4 tahun untuk memproduksi satu butir mutiara. Pantas saja jika harga mutiara yang sempurna itu sangat mahal. Tantangan yang Dihadapi Indonesian South Sea Pearls Di negara tercinta ini tercatat ada 12 propinsi yang menjadi lokasi pembudidayaan, yakni Sumatera Barat, Lampung, Bali, NTB, NTT, Papua Barat di wilayah perairan Raja Ampat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku Utara dan Maluku. Lokasi pembudidayaan Pinctada maxima di Indonesia. Sumber Halaman Indonesian South Sea Pearls di facebook. Sekitat 70% South Sea Pearls yang beredar di pasaran perdagangan internasional sebetulnya berasal dari Indonesia. Sayangnya, banyak yang dibajak di luar negeri dengan cara diberi brand lain, sehingga tidak tercatat sebagai Indonesian South Sea Pearls. Hmmm...lagi-lagi kekayaan kita diatasnamakan milik orang lain. Sedih, ya? Inilah tantangan Indonesian South Sea Pearls di dunia internasional. Tantangan di dalam negeri justru datang dari citra Indonesian South Sea Pearls sendiri sebagai barang mewah dan mahal. Masyarakat Indonesia masih lebih menyukai mengoleksi perhiasan yang berasal dari batu-batuan daripada mutiara. Tantangan berikutnya adalah masuknya mutiara imitasi dari China yang harganya jauh lebih murah daripada Indonesian South Sea Pearls. Edukasi dan penyampaian informasi secara lebih luas, khususnya melalui media sosial, rasanya mendesak untuk dilakukan. Kegiatan offline seperti Indonesian Pearl Festival 2016 pun layak untuk diselenggarakan secara terus-menerus Kita bersyukur, di Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang merupakan salah satu pusat pembudidayaan dan pasar mutiara, telah dibangun Rumah Mutiara Indonesia. Rumah Mutiara semacam ini hanya ada di beberapa tempat saja di dunia, yakni di Australia, Hong Kong China, Filipina dan Jepang. Rumah Mutiara Indonesia adalah sebuah tempat bagi bertemunya pedagang dengan pembeli, tempat edukasi mengenai permutiaraan, serta diharapkan dapat menjadi balai lelang mutiara. Sebuah proyek milik Kementerian Kelautan dan Perikanan yang besar dan berharga. Diharapkan, Rumah Mutiara Indonesia yang letaknya berdekatan dengan Bandara Internasional Lombok ini dapat melaksanakan perannya dengan baik. Potensi Indonesian South Sea Pearls Potensi Indonesian South Sea Pearls sungguh besar. Integrasi dari hulu ke hilir sangat penting dilaksanakan segenap pelaku pasar. Ditetapkannya SNI untuk mutiara merupakan salah satu langkah strategis untuk mencapainya. Masa depan cerah bagi Indonesia South Sea Pearls bukan hal yang mustahil. Namun cepat-lambatnya tergantung pada kemauan dan kemampuan kita sendiri. Bahan bacaan

indonesia pearl festival 2016